Kamis, 28 Oktober 2010

Karya Tulis


Cerita Lama Asli Kecamatan Kubu Rohil.
Cerita ini ana tulis untuk mengingat masa kecil ana.Jika ana mau tidur ana harus dibacakan dongeng terlebih dahulu oleh nenek
SI ANAK AYAM
            Suatu siang anak ayam sedang berjalan melewati belukar.Ketika sedang asyik berjalan menikmati pepohonan sianak ayam dihampiri oleh kak musang jantan.Disana terjadi perbincangan antara keduanya.
Kak Musang: ”Oi anak ayam darimanakah kiranya engkau berjalan sendirian dalam belukar ini?” Tanya      kak Musang.
Anak Ayam  : “dari rumah hendak bermain di negeri sebelah”.
Kak Musangpun semakin mendekati sianak ayam dengan langkah perlahan dan pastu sambil berkata:
Kak Musang; “Kalau boleh nak tahu,tadi malam dimana kalian tidur anak beranak?”
Anak Ayam  : “Diujung bendul”.tegasnya.
Kak Musang “ O…Sebutkan sama Emakmu nanti malam kak Musang ingin bertemu”.
Anak Ayam  : “Baiklah”.Jawab anak ayam dengan penuh keluguan.
            Setelah pembicaraan itu selesai anak ayam segera meninggalkan kak Musang yang masih tersenyum-senyum penuh dengan keriangan,karena mangsa yang sudah sekian lama dicari kini telah ditemukanya dengan mudah.
            Sesampainya anak ayam dirumah,induknya menanyai dari mana anaknya tersebut layaknya bagai manusia.Dengan mudah sianak ayam menjawab:
Anak ayam : “Ananda baru dari negeri sebelah.Tapi,ketika  diperjalanan melintasi belukar, ananda bertemu dengan kak Musang jantan yang sangat baik sekali “.
            Sejenak Ibunya tersentak kaget mendengar keterangan dari anaknya yang masih belia dengan penuh keluguan.
Induk Ayam: “apa ??” engkau bertemu dengan Musang Jantan?? Lalu apa yang ia katakana kepadamu??”
Anak Ayam   :  “Ia menanyai tempat tidur kita tadi malam”.Lalu ananda sebutkan,bahwa tadi malam kita tidur di ujung bendul”.Terakhir Ia berpesan,bahwa ia akan dating menjumpai Emak nanti malam”.
Induk Ayam : “Wahai anakku,mengapa kau katakana dimana tempat kita tidur tadi mala,sesungguhnya ia bukanlah berbaik hati kepada kita tapi memiliki maksud tertentu”.
Anak Ayam   : “Apa itu Emak??” Tanyanya dengan penuh keraguan.
Induk Ayam  :”Belum saatnya kau tahu”.Tegasnya kepada anaknya yang masih belia.
            Singkat cerita,malampun tiba setelah kejadian siang tadi kali ini dua anak beranak itu tidur di bawah lesung yang tertutup jerami padi.Hingga selamatlah dua anak beranak itu.Siangpun berhela tiba,sianak ayam pun bermaksud untuk berkunjung di negeri sebelah yang sedang  panen padi.seperti biasa ia pergi sendirian dengan perjalanan yang melewati belukar.Ditengah perjalanan kedua kalinya ia bertemu lagi dengan kak Musang yang sedang berpura-pura bersedih hati.Melihat akan hal itu,sejanak anak ayam menghampiri:
Anak ayam  :”Apa gerangankah yang terjadi kepada kak Musang,sehingga kak bermuram durja?” Tanyanya dengan penuh kepanikkan.
            Dengan isak tangis yang diiringi cucuran air mata palsu,kak musang mendekati anak ayam dan berkata:
Kak Musang : “Betapa rindunya kak dengan emakmu sebagai sahabat baik kakak yang telah lama terpisah”.Tapi apa balasan emakmu kakak datang di ujung bendul,kak tidak menemukan kalian”.
Anak Ayam    : “Benarkah kakak adalah sahabat baik emakku?”
Kak Musang  :”Ia nak “>Jawabnya dengan penuh hati-hati.
Anak Ayam   : “Tapi bukan emak saya tak ingat lagi akan kak Musang,tapi mak saya tak nak bagi perihal tentang kak Musang.”Emak saya berkata suatu saat saya akan mengetahu siapa kak musang”.
Kak MUsang  : “Kak adalah orang baik-baik,kak tak ada maksud tertentu akan kalian”.Rayunya kepada amak ayam.
            Setelah Kak Musang berhasil meyakinkan akan tentang dirinya,iapu menanyakan dimana tempat tidur dua anak beranak ayam tersebut.
Anak Ayam : “Kak Musang kami malam ini tidur di bawah lesung,tapi emak melarang saya memberitahukan akan hal ini pada kakak”.
Kak Musang : “Jangan Kwatir nak,kakak tidak ada bermaksud apa-apa,kakak hanya ingin berjumpa dengan emakmu saja,tidak lebih.”Titip salam dengan emakmu ya,Kak mau pergi dulu,nanti malam kakak akan datang ke tempat kalian tidur”.Tambahnya.
            Setelah percakapan itu berakhir,anak ayampun pulang kerumah memberitahuka akan kejadian tadi.
Anak Ayam  : “Emak tadi ananda bertemu lagi dengan kak musang jantan yang sedang bersedih hati akan tabiat emak tadi malam tak nak mau berjumpa dengan kak musang itu”.
Induk Ayam   : “Wahai anaku muda berperi,kak musang itu adalah musuh kita,ia bermaksud hendak memangsa kita”.
Anak ayam   : “Tapi mak ananda telah menyebutkan dimana kita akan tidur mala mini”.
Induk Ayam : “Apa??Kau menyebutkannya?? Kalau begitu kita harus pidah”.
            Singkat cerita,malampun tiba,dua anak beranak itu malam ini tidur diatas pao.Larut malam kak Musang datang dengan begitu gembira,sambil menyanyi-nyayi dan siulan-siulan kecil,karena apa yang telah lama rencanakan mala mini akan terpenuhi.Makin lama berjalan nyanyian kak Musang terdengar  semakin dekat dengan keberadaan dua anak beranak tersebut.Tiba-tiba sianak ayam sakit perut dan ingin membuang angin lalu Emaknya berkata:
Induk ayam  : “Tahan dulu nak”.
Anak Ayam: “Tidak mak,ananda tidak sanggup menahanya lagi,ananda sudah mau buang angin”.Sebutnya sambil merintih kesakitan.
Induk Ayam  : “Jangan sekarang nak, tahan dulu”.
            Kak Musangpun semakin mendekati dua anak beranak itu,sambil bernyanyi;
Kak Musang : “O…anak ayam,dimana kau”. Sambil ketaw kwgirangan.Lalu berjalanlah ia.
Anak Ayam  : “Bam tukibam puih”.Suara anak ayam menyanyi sambil mengeluarkan angin yang sudah lama ditahanya.
            Seketika oleh angin itu kak MUsang tepental jauh hingga sampai ke pulau pandan.Disanalah ia mengakhiri hidupnya dengan luka yang amat parah akibat duri pandang yang begitu banyak mengenai tubuhnya.Maka selamatlah dua anak beranak itu dari mangsaan Kak Musang yang sangat kejam dan lapar yang sampai saat ini masih menjadi musuh bebuyutan ayam.
Pekanbaru,2 Agustus 2010.BY ;Hendra Dermawan.






























































-------------------------------------------------------------------------------------------------------------

PANGERAN IKAN BUNTAL DAN PUTRI BUNGSU

            Konon disebuah negeri dizaman dahulu terdapat sebuah kerajaan melayu memiliki tujuh putri yang sangat cantik.Siapapun laki-laki yang melihat ketujuh putri tersebut langsung terpesona akan kecantikannya.Kerajaan itu dipimpin oleh seorang raja yang sangat berbaik hati.Ia tidak pernah menyakiti rakyatnya.Jangankan menyakiti rakyatnya,berkata kasarpun tidak pernah dilakukannya.Bebeda dengan anaknya,dari ketujuh anaknya itu hanya satu yang berhati mulia seperti dia,yaitu putri bungsu.Sedangkan,keenam lainya dikenal sebagai putri yang suka menghina,dan berlaku kasar terhadap rakyat jelatah.Apalagi kepada laki-laki yang terpesona atu menyukainya.
            Dipenghujung kampung  kerajaan itu terdapat dua suami istri yang tidak memiliki anak,meskipun sudah menikah selama sepuluh tahun.Keluarga kecil itu sangatlah miskin.Sisuami bernama sikantan sedangkan istrinya bernama ino.Kantan adalah panggilan anak laki-laki apalagi anak pertama dalam tutur melayu,begitu juga dengan ino jika kantan adalah panggilan anak laki-laki ino adalah panggilan untuka anak perempuan.
            Pekerjaan sehari-hari dua bersuami istri itu adalah sebagai petani.namun sambil menunggu masa panen sang suami pergi kelaut untuk memancing ikan sebagai mata pencarian sampingan.Meskipun miskin,keluarga ini sangat bahagia.Satu sama lain saling melengkapi.
            Masa panen tak lama lagi datang,hari demi hari bergulir menuju batas waktu.Namun apa yang diidam-idamkan dua suami istri itu tak kunjung dating.kebahagian seorang istri adalah bila memiliki seorang anak.Tidak sempurna rasanya jadi seorang perempuan jika tidak memiliki seorang anak.Rasa gundah dan lara selalu menghantui istrinya.Suatu hari ketika sang suami pergi kelaut untuk memancing.Sang istri sedang brmuram durja dihatinya terbesik sebuah doa,ia ingin segera mempunyai hamil,meskipun bukan anak manusia seekor buntalpun akan diterimanya dengan rela.Seketika air matanya pun berlinang mengenang akan nasibnya.Ikan buntal adalah sejenis ikan laut yang memiliki kepala lebih besar daripada badanya,dan ikan ini memiliki duri dibagian kepalanya.Warnanya adalah putih dengan sedikit bintik-bintik dibagian tubuhnya.Beratnya mencapai satu kilo perekornya.Ikan ini tidak pernah dimakan orang,karna rasanya pakit dan memiliki racun sebagai cara bertahan hidupnya dari serangan musuh.
            Malam itu cuaca sangat tenang,bulan purnama sangat indah.Nyiurpun melambai begitu syahdunya.Seakan malam berlalu begitu merdu.Seakan bulan enggan tuk tinggalkan malam.Menjelang menghabiskan waktu malam,sang istri bermimpi  bahwa ia akan memiliki seorang anak.namun,anaknya bukanlah manusia.Melainkan seekor hewan.
            Suatu hari,stelah memasuki masa panen,sang suami tidak lagi pergi memancing.Ia berniat hari itu akan memanen semua padinya disawah yang terlatek dibelakang rumahnya.Hari itu sang istri memiliki prilaku yang aneh dari sebelumnya.Sang istri tidak mau turun untuk bersama-sama memanen.Kemudian sang istri jika minum lebih banyak daripada biasnya.Tingkat kesensitifannyapun meningkat.layaknya seperti perempuan hamil.Melihat hal ini sang suami bertanya,
suami  :”apa gerangan membuat adik seperti ini?” Apa yang terjadi,dan apa yang dindaku rasakan?
Dinda   :“kanda,dinda merasa ada sesuatu dirahim dinda yang dindapun tidak mengetahuinya,tapi kada tadi malam dinda bermimpi bahwa dinda dalam waktu dekat akan memiliki seorang anak,tapi bukan manusia”.Jawabnya dengan nada rendah.
Suami  :”Kalau memang mimpi dinda benar,syukurlah…kanda telah lama ingin menimang anak, dinda… mari kita periksa dengan mak dukun”.Ajaknya.
                        Lalu pergilah kedua suami istri itu kerumah mak dukun yang tak berapa jauh dari kamungnya.Sesampainya disana,istrinya langsung diperiksa.Apa sebenarnya yang ada dalam rahim istrinya.Setelah lama diperiksa,mak dukun berkata,
Mak Dukun      :”Istrimu hamil,namun memiliki kejanggalan”.
            Mendengar ucapan itu,kedua suami istri itu sangatlah bersenang hatinya.Tanpa memikirkan perkataan  mak dukun tadi.Pulaglah mereka kerumah dengan rasa terharu satu sama lainya.
            Sembari dengan bergulirnya waktu,maka masa hamil istrinya semakin dekat untuk melahirkan.Menunggu masa yang indah itu,dilalui dengan penuh kegembiran oleh mereka,meskipun kehamilan istrinya tidak normal seperti halnya wanita hamil,yaitu perut istrinya tidak begitu besar.
            Masan nan indah telah berhela,tepatnya subuh jumat sang istripun melahirkan.Takdir telah diputuskan,istrinya bukanlah melahirkan seorang manusia,melainkan seekor ikan Buntal yang pandai bicara,sebagaimana seperti dalam mimpinya.Melihat akan hal ini,seluruh rakyat kerajaan melayu itu gempar.Hingga sampai ketelinga pihak kerajaan.Meskipun memiliki anak yang aneh,yaitu seekor ikan buntal namun kedua suami istri ini tidak pernah menyesalinya.Bagi mereka ini adalah anugrah yang kuasa yang meski dijaga.
            Ikan buntal itu dirawat dengan penuh kelembutan.Karena seekor ikan,ia dirawat didalam tempat yang terbuat dari kaca yang diisi dengan air.Sebut saja akuarium.Usianya makin hari maki bertambah,namun ukur tubuhnya seperti sediakala ia dilahirkan.Masa remajapun telah tiba.Suatu hari ia berkata  dengan ibunya,
buntal  :”Ananda hendak mempersunting salah satu putri raja,ananda hendak memperistrikannya”.
Bunda  :”Benarkahkan niatmu itu,ananda?” Tegasnya.
Buntal  :”Ia bunda meskipun ananda verbadan seperti ini,tapi tidak akan mengurangi niat ananda”.
Bunda  :”Kalau begitu baiklah,bunda akan mengunjungi raja untuk meminang salah satu dari ke tujuh putrinya”.Sebutnya.
            Pergilah ibunya dengan ditemani ayahnya ke istana raja untuk menyampaikan hajat anaknya sibuntal.Jarak istana dari rumahnya adalah setengah hari berjalan kaki.Setelah lama berjalan,sampailah mereka ketempat yang dituju.
Suami-Istri       :”Assalammualaikum,daulat tuanku!”Sembahnya kepada raja.
Raja                 :”Waalaikumsalam,ada apa gerangan rakyatku yang mulia ini berhela ketempatku? Smbutnya dengan penuh kesenyuman.
Istri                  :”Begini tuanku,anak hamba sibuntal ingin mempersunting salah satuputri tuanku”.Sebutnya.
Raja                 :”O…baiklah kalau saya sete-setuju saja,walaupun putiku dipersunting oleh seekor ikan.Tapi aku tidak bias memutuskan sendiri,biarlah putrid-putriku yang memutuskannya”.
            Seketika itu juga ia memanggil ke tujuh putrinya.Namun yang datang hanya enam putri saja,sedangkan sibungsu sedang sakit dibiliknya.Berkatalah sang raja kepada ke enam putrinya,
Raja     :”Wahai anakku muda bestari…sudikah engkau diperistrikan oleh buntan anak salah satu rakyatku ini?”
           Satu-persatu dari keenam putrid itu,disuguhkan pertanyaan yang sama,namun jawabanya sama,yaitu menolak.Terlebih-lebih putrid sulung,tidak hanya menolak namun juga diiringi dengan hinaan kepada sibuntal.
Putri sulung   :”Tidak…ananda tidak sudi bersuamikan seekor ikan apalagi ikan buntal,lebih baik ananda menjadi perawan tua saja”.Jawabnya sambil meludah.
Raja               :”Bagaimana rakyatku,kau dengar sendiri jawabannya”.
Istri                :”Baiklah tuanku,ampuni hamba sungguh hamba telah mendengar jawabannya”.
            Setelah mendengar akan keputusan itu,berhelalah mereka dari istana,menuju pulang kerumah.Sesampainya dirumah,sibuntan kelihatan bersenang hati.Lalu ia menanyakan hasik dari pinanganya tadi,
buntal  :”Bagaimana,apakah ketujuh dari putrid raja itu ada yang mau tuk kujadikan istri?”
bunda  :”Maafkan bunda ,ananda,Lamaran anada tidak diterima oleh salahsatu dari keenam putri raja itu”.
Buntal :“Bunda,sesungguhnya bukanlah enam putrid raja itu,tapi tujuhlah putrinya”.
Ayahnda:”Sudahlah ananda…ananda tak usah berniat lagi akan hal itu,putrid raja itu tak mau diperistrikan olehmu”.Sebut ayahnya yang hanya terdiam dari tadi.
Buntal  :”Maaf ayahnda,bukan maksud ananda tuk melawan,tapi ananda yakin pasti salah satu putri raja itu ada yang mau jadi istriku”.Tegasnya.
Ayahnda:”Baiklah ananda,ayah selalu mendoakanmu”.
Buntal  :”Bunda ananda mohon pergilah sekali lagi menghadap raja untu ku persunting salah satu putrinya menjadi istriku”.
Bunda  :”Baiklah ananda”.
              Setelah usai percakapan tiga anak-beranak itu,pergilah mereka untuk mengadap tempat yang dituju.Lama berjalan,sampailah mereka ketempat yang agung itu.
Anak-beranak   :”Ampun tuanku”.
Raja                  :”Apa yang bisa saya bantu rakyatku?”
Istri                   :”Begini tuanku,sekarang hamba membawa si buntal anak hamba,untuk mempersunting putrid tuanku”.
              Seperti biasanya,rajapun memanggil ketujuh putrinya.Seketika datinglah mereka.
Putrid sulung:”ada apa gerangan ayanda memanggil kami disini”.
  Rajapun menyampaikan maksudnya memanggil ketujuh putrinya tersebut.Seraya raja menanyai satu-persatu dari ketujuh putrinya.
Raja      :”siapakah diantara kalian yang mau dipersunting oleh ikan buntal ini,untuk dijadikan istrinya?”
  Meskipun semua kakaknya menolak dan menghina lamaran itu namun si bungsu menerima pinangan itu,seraya berkata,
Putrid bungsu:”Ampun ayahnda,ananda bersedia menjadi istrinya”.
              Seisi istana riuh mendengar keputusan si putrid bungsu,namun ia tetap tegar.Terlebih saudara-kandungnya,menertawakannya.Namun sekali lagi ia tetap tegar dan istiqomah dengan pendiriannya.
              Mendengar keputusan itu,sang rajapun berdiri dari singgasananya,lalu berkata si Buntal,
Raja      :”Baiklah…aku lebih setuju jika kau ingin mempersunting anakku,penuhi syaratku duli,setelah itu silakan kau peristrikan anakku”.
Sibuntal :”Apa itu persyaratannya tuanku?” Tanyanya dengan penuh keyakina.
Raja      :”Pada malam purnama nanti ku mau kau buatkan sebuah jembatan emas yang menghubungkan istana ini dengan tumahmu,tapi jembatan itu harus siap sebelum subuh dan matahari terbit,jika tidak kau gagal”.tegas raja dengan titahnya.
Buntal   :”Baikalah ,titah tuan hamba junjung tinggi”.Jawabnya tanpa ada rasa ragu.
           Seisi istanapun kembali riuh akan hal itu.Terlebih orang tuanya Mana mungkin seekor ikan membuat sebuah jembatan emas sungguh tak masuk akal.Sebut seluruh petinggi istana.Kemudian pulanglah tiga anak-beranak itu kerumahnya.Disepanjang jalan cacian dan makian,serta celaan dari setiap rakyat terdengar menghujam mereka.Namun keteguhan hati merka prlu dicontoh.Mereka tetap sabar.
           Singkat cerita,masa yang ditunggu tibalah sudah.Malam itu adalah malam bulan purnama.Suasana hening,rembulan begitu riang menyambut kedatangan malam.Angin sepoi-sepoi begitu merdu terdengar menyanyikan kesyahduan malam itu.Suasana malam itu adalah malam seperti ia dimimpikan oleh ibunya.Tepat pukul 02.00 malam,menghilanglah sibuntal dari tempat kacanya.Ia sebelumnya belum pernah meninggalkan tempat hidupnya itu.Ia pergi membuat jembatan sebagaimana yang telah disepakatinya bersama raja tersebut.Tanpa diketahui siapapun ia melakukan hal itu.Seketika saja jadilah jembatan yang dimaksud.
           Pagipun telah dating,seperti biasanya raja setelah bangn pagi ia langsung keteras bagian atas istana,untuk menghirup suasana dan udara pagi yang begitu alami.Sesaat raja tersentak,ketika ia buklakn matanya ia melihat sebuah jemabatan emas yang amat megah berdiri kokoh didepan istananya.Semua petinggi istana dipanggilnya,untuk menanyakan siapakah yang mermbuat istana iniNamun satupun tidak mngaku.Lalu dari kejauhan terdengar suara yang menyerukan,
Sibuntal          :’ampun tuanku,hambalah yang telah membuat jembatan ini,seperti yang tuan persyaratkan kepada hamba”.
Raja:”Benarkah demikia?”Kalau begitu,kau bisa mempersunting putri bungsuku secara resmi tanpa diganggu oleh siapapun”.
            Setelah mendapatkan kesepakatan seperti itu,hiruk-pikuklah seluruh penghuni negeri kerajaan itu.Terlebih-lebih,putrid bungsu adalah putrid yang paling cantik diantara keenam saudaranya.Bahkan tercantik diseluruh penjuru dunia.Selain cantik,ia memiliki pribadia yang mulia dan bersopan-santun yang tinggi.Sipa yang menyangka jika ikan buntallah yang berhasil mendapatkannya.
            Tepat pada hari yang telah ditentukan menikah mereka.Seluruh penghuni negeri menyaksikan resepsi sacral itu.Dari kalangan terhormat,sampai kerakyat jelatah ambil andil dalam acra tersebut.
            Pada saat persandingan,siikan buntal belum menunjukkan paras aslinya.Namun,ketika mal;am pertama,tepatnya tengah malam ia keluar dari kamarnya dan pergi kesebuah tempat disudu istana disana ia merubah wujudnya dengan membakar sampul(kuli) iakannya.Ia adalah seorang pria yang sangat tampan diseluruh dunia pada masa itu.Ia adalah seorang pangeran yang dititiskan tuhan dalam bentuk jelmaan iakan buntal.Seterlah itu ia kembali kekamarnya,putrid bungsupun terkejut akan hal ini.Ternyata perubahan wujudnya di intip oleh putrid sulung yang selalu menghinanya.
            Pagi telah dating,seisi istana kembali riuh melihat putrid bungsu yang berubah menjadi gila.Mengejar suami dari adik bungsunya.Ia sangat menyesal telah menghina dan menolak lamaran dari ikan buntal.Akhirnya ia menjadi perawan tua dalam keadaan gila.Sedangkan putrid bungsu dan siikan buntal hidup bahagia selamanya.Terlebih ia diangkat sebagai raja dan berganti nama dengan sebutan “pangeran Tampani”.




SUMBER LISAN OLEH ANDUNG RAHIMAH DAN KAMALIAH
PENULIS HENDRA DERMAWAN
0905121004















           

Tidak ada komentar:

Posting Komentar